Antara Syiah dengan Islam

26 06 2007

Mayoritas penduduk Iran menganut paham Syiah, demikian juga Irak serta beberapa negara lainnya. Kita juga kadang mendengar terjadi bentrok antara Sunni dengan Syiah. Sebenarnya apa sih paham Syiah itu? mari kita baca artikel di bawah ini!

Penulis: Al Ustadz Ja’far Sholih

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Qs. An-Nisaa: 135)

Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menimpakan cobaan kepada ummat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan bermunculannya ahlil ahwa’ wal bida’ (pengekor hawa nafsu dan bid’ah) yang mengelabui ummat Islam dalam perkara agama mereka. Mereka telah mencerai beraikan kesatuan kaum muslimin dan merusak agama mereka. Dan kelompok yang paling buruk dan berbahaya terhadap agama dan ummat Islam adalah Syi’ah (Imamiyah/Rafidhah). Hal ini tidak lain adalah karena ajarannya yang bertentangan dengan Islam dari segala macam sisinya, akidah maupun ibadahnya. Mereka memiliki agama yang berbeda dengan ummat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Asal usul ajaran mereka bersumber dari aliran yang beraneka ragam, Yahudi, Nashrani, dan yang lain sebagainya dari ajaran-ajaran kufur dan sesat. Hal ini seperti yang telah disebutkan oleh lebih dari seorang Imam.

Para ulama mencatat ada banyak kesamaan antara ajaran Syi’ah (Imamiyah/Rafidhah) dengan agama Yahudi dan Nashrani, di antaranya:

1. Agama Yahudi mengatakan, tidak sah kerajaan kecuali pada keturunan Daud Alaihissalaam. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak sah kepemimpinan kecuali pada keturunan Ali Radhiyallahu ‘Anhu.
2. Agama Yahudi mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai bangkitnya Dajjal dan turun pedang dari langit. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai muncul Al Mahdi dan terdengar suara memanggil dari langit.
3. Agama Yahudi menunda sembayang sampai munculnya bintang. Dan agama Syi’ah menunda Maghrib sampai munculnya bintang.
4. Orang-orang Yahudi merubah Taurat dan Syi’ah merubah Al Qur’an.
5. Orang Yahudi memusuhi Jibril Alaihissalaam dan mengatakan dia adalah musuh kami dari kalangan Malaikat. Begitu pula kaum Syi’ah mengatakan Jibril Alaihissalaam keliru menyampaikan wahyu kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Bersamaan dengan kemiripan-kemiripan di atas, ajaran Syi’ah berbeda dari agama Yahudi dan Nashrani dalam satu hal. Yaitu apabila orang Yahudi ditanya, “Siapa sebaik-baik penganut agama kalian?”. Mereka akan menjawab, “Para shahabat Musa Alaihissalaam”. Dan apabila orang Nashrani ditanya, “Siapa sebaik-baik penganut agama kalian?”. Mereka akan menjawab, “Para shahabat Isa Alaihissalaam”. Dan apabila orang Syi’ah ditanya, “Siapa sejelek-jelek penganut agama kalian?”. Mereka akan menjawab, “Para shahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”. Minhajus Sunnah An-Nabawiyah (1/24)

Pendiri ajaran Syi’ah Rafidhah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Sesunguhnya yang pertama kali membuat ajaran Rafidhah (Syi’ah Imamiyah) adalah seorang yang asalnya beragama Yahudi dan pura-pura masuk Islam dan (akhirnya –pen) menyusupkan kepada orang-orang jahil berbagai macam ajaran yang menikam inti ajaran Islam. Oleh karena itu ajaran ini adalah pintu terbesar kemunafikan dan jalan mulus untuk menjadi zindiq”. Majmu’ Fatawa (4/428)
Al Imam Asy-Sya’bi berkata, “Hati-hatilah kalian dari pengekor hafa nafsu yang menyesatkan, dan yang paling berbahaya adalah Rafidhah”.

Asal-usul penamaan mereka dengan Rafidhah
Ada tiga pendapat yang menyebutkan asal usul penyebutan mereka dengan nama Rafidhah. Yang pertama adalah karena penolakan (Ra-fa-dha) mereka terhadap kepemimpinan Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Yang kedua mengatakan mereka disebut Rafidhah karena penolakan mereka terhadap Islam. Dan pendapat ketiga mengatakan karena penolakan mereka terhadap kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husain Radhiyallahu ‘anhu yang menolak untuk berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma, mereka disebut Rafidhah.

Ajaran mereka yang paling menonjol
Di antara ajaran mereka yang paling menonjol adalah mencintai Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu secara berlebihan dan memusuhi para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih lagi kepada Abu Bakar dan Umar serta anak mereka berdua (istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) Aisyah dan Hafshah Radhiyallahu ‘Anhum.

Al Kulaini (seorang ulama Syi’ah) menyebutkan di dalam Furu’ Al Kafi (Hal 115) dari Jafar ‘alaihissalaam, “Para shahabat adalah orang-orang yang telah murtad (kafir –pen) sepeninggal Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kecuali tiga orang saja. “Siapa saja mereka?’ kataku. Ia menjawab, “Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, dan Salman Al Farisi”.

Para ulama mencatat bahwa asal usul ajaran ini adalah ulah sang Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’). Sebelum masuk Islam, Abdullah bin Saba’ yang ketika itu beragama Yahudi meyakini bahwa Yusya’ bin Nun adalah wasiat (pengganti) Musa Alaihissalaam. Maka ketika masuk Islam ia masih membawa keyakinannya tersebut hanya saja dalam hal ini Ali Radhiyallahu ‘Anhu yang dikorbankan. Ia berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah wasiat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pengemban amanat langsung untuk menjadi khalifah setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dari sinilah akhirnya ia menancapkan permusuhan kepada Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma serta mayoritas shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mencap mereka sebagai orang-orang fasik dan mengkafirkan sebagiannya.

An-Nubakhti berkata di dalam kitabnya Firaqus Syi’ah, “Abdullah bin Saba’ adalah orang yang pertama kali mencaci maki Abu Bakar, Umar, dan Utsman serta shahabat lainnya dan berlepas diri dari mereka. Ia berdalih bahwa Ali bin Abi Thalib yang memerintahkannya demikian. Maka Ali Radhiyallahu ‘Anhu menangkapnya dan menginterogasinya terkait ucapannya tersebut dan Abdullah pun mengakuinya. Sehingga Ali Radhiyallahu ‘Anhu akhirnya mengeluarkan perintah untuk membunuhnya. Tapi massa ketika itu protes kepada Ali Radhiyallahu ‘Anhu dan mengatakan, “Wahai Amirul mukminin apa anda akan membunuh seseorang yang menyeru untuk mencintaimu, ahlul bait, dan mengajak untuk setia kepadamu serta berlepas diri dari musuh-musuhmu?” Akhirnya Ali Radhiyallahu ‘Anhu mengasingkan Abdullah bin Saba’ ke Madain (Ibukota Faris kala itu). Silahkan periksa Firaqus Syi’ah karya An-Nubakhti hal 43-44 cetakan Al Haidariyah Najaf-Irak, tahun 1959 M.

Oleh karena kecintaan mereka yang berlebihan ini sebagian mereka menganggap bahwa Ali Radhiyallahu ‘Anhu adalah Nabi. Dan yang lainnya menganggap bahwa Jibril sang pembawa wahyu telah salah alamat kepada Muhammad, seharusnya kepada Ali Radhiyallahu ‘Anhu. Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.

Bersamaan dengan itu mereka menjuluki Abu Bakar dan Umar dengan “dua berhala Quraisy”. Dan tercatat pada salah satu ritual ibadah mereka, pembacaan sebuah doa yang mereka namakan dengan “Doa dua berhala Quraisy” yang berisikan laknat kepada Abu Bakar dan Umar serta anak mereka berdoa –Aisyah dan Hafshah- Radhiyallahu ‘Anhum ajma’in. Silahkan periksa kitab mereka Miftahul Jinan (hal 114).

Ditambah lagi sikap mereka yang sangat mengelu-elukan Abu Lu’lu’ah Al Majusy –sang pembunuh Umar Radhiyallahu ‘Anhu- dan menjulukinya dengan julukan Syujaud Diin (pahlawan agama) serta menjadikan hari kematian Umar Radhiyallahu ‘Anhu sebagai salah satu hari-hari besar yang mereka rayakan dengan penuh suka cita. Al Kuna Wal Alqaab (2/55) karya Abbas Al Qummi.

Apa yang kami telah sebutkan di sini hanyalah selintas dari sekian banyak kesesatan-kesesatan ajaran Syi’ah yang didukung dengan bukti-bukti otentik. Maksudnya adalah agar ummat Islam berhati-hati dari setiap ajakan yang menyeru kepada pendekatan antara Ahlussunnah dan Syi’ah, yang berdampak kepada sikap mentolerir kekufuran dan kesesatan serta pengabaian prinsip Al Wala’ wal Bara’ dan amar ma’ruf nahi mungkar di dalam Islam. Wallahu a’lam bis Shawab.

Dikirim via e-mail oleh al akh Fajar Wuryanto.


Aksi

Information

26 responses

7 09 2007
Syiah, Hati-Hati Konspirasi didalam Blog « Berdakwah & Berbagi

[…] sebelumnya saya telah menampilkan sebuah artikel tentang mereka (Syiah) maka pembahasan ini menjadi hal yg penting, mengingat isi blog mereka cukup membuat gerah […]

11 09 2007
Ja'far Shodiq Al-Palembani

Ass..

Marhaban Ya Ramadhan..

19 09 2007
Kian Santang

Saya sedikit nambahin (semoga antum berani menampilkannya)

Apabila orang yahudi ditanya tentang mukjizat Musa, mereka akan mengatakan Musa bisa mengalahkan para ahli sihir Fir’aun.
Bila Wahabi ditanya tentang Rasulullah, mereka akan mengatakan Rasulullah disihir orang Yahudi hingga lupa diri.
Apabila orang Nasrani ditanya tentang mukjizat Isa, mereka akan mengatakan Isa dengan kasihnya telah menyembuhkan sahabatnya yang buta.
Bila Wahabi ditanya tentang Rasulullah, mereka akan mengatakan Rasulullah memalingkan muka dan bermuka masam dari sahabatnya yang buta hanya karena dia miskin.
Bila orang Yahudi ditanya tentang ibu Musa, mereka akan mengatakan Ibu Musa seorang wanita terhormat hingga Allah pun memberi wahyu kepadanya. Demikian pula bila Nasrani ditanya tentang Bunda Maria.
Sekarang mari kita dengar jawaban Wahabi ketika mereka ditanya tentang Ibunda Rasulullah, dengan mata melotot penuh kebencian mereka akan berteriak : “Dia wanita terkutuk, tempatnya di neraka !!!”

Demikianlah kebencian Wahabi kepada Rasulullah dan keluarganya.

@Kian Santang / Kuru Setra (IP address-nya sama)
>“Bila Wahabi ditanya tentang Rasulullah, mereka akan mengatakan Rasulullah disihir orang Yahudi hingga lupa diri.”

Kita disyariatkan utk membaca Surat AnNaas dan AlFalaq utk menjaga diri dr sihir

>“Bila Wahabi ditanya tentang Rasulullah, mereka akan mengatakan Rasulullah memalingkan muka dan bermuka masam dari sahabatnya yang buta hanya karena dia miskin.”

Coba buka AlQuran surat Abasa (80)

>“Sekarang mari kita dengar jawaban Wahabi ketika mereka ditanya tentang Ibunda Rasulullah, dengan mata melotot penuh kebencian mereka akan berteriak : “Dia wanita terkutuk, tempatnya di neraka !!!”

Klo yg ini belum pernah denger mas

10 10 2007
secondprince

Kita disyariatkan utk membaca Surat AnNaas dan AlFalaq utk menjaga diri dr sihir

lho kok gak nyambung ya, kan yang dibilang itu Rasulullah SAW, apa Rasulullah SAW gak baca An Naas dan Al Falaq

Coba buka AlQuran surat Abasa (80)

udah dibuka Mas, tapi gak ada kata Nabi Muhammad SAW bermuka masam yang ada sih “Dia bermuka masam”

Klo yg ini belum pernah denger mas

oh berarti anda bukan wahabi dan salafy tulen

5 11 2007
voxy

Jika anda ingin tahu Syiah maka dengarkanlah dari pengikutnya, jangan dari pembencinya…

Saya sudah membaca buku2 Syiah, cerita dari teman yang sekolah di SMU Syiah di Bandung (sholat fardlu hanya 3 kali), searching di google tentang kegiatan Syiah. Sungguh betapa jauh dari syariat Islam, satu garis merah yang bisa ana maklumi bahwa syariat diambil dari jalur yang berbeda antara Ahlussunnah dan Syiah. Ahlussunnah mengambil syariat dari para Sahabat Rasulullah sedangkan Syiah hanya mengambil dari Ahlul Bait (klaim dari Syiah bahwa Ahlul Bait itu maksum). Adapun Ahlussunnah menyakini hadits2 dari sisi Syiah banyak yang palsu karena mengherankan syariat yang ada saling bertentangan antara Sahabat Rasulullah dan Ahlul Bait. Bukankah mereka mengambil dari satu sumber? Tidaklah ini terjadi kecuali ada yang berbohong atas nama Rasulullah antara kedua golongan ini, dan kebohongan atas nama Ahlul Bait Rasulullah, membuat hadits dengan sanad yang fiktif

6 11 2007
voxy

Abdullah Bin Saba’ Pendiri Syiah, Benarkah?

Tuduhan bahwa madzhab syiah adalah ajaran dari si Yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’ telah lama diketengahkan kepada masyarakat muslim dan semacam sudah merasuk di tengah masyarakat bahwa syiah adalah ajaran Yahudi Abdullah ibn Saba’ yang berpura-pura memeluk Islam tetapi bertujuan untuk menghancurkan pegangan aqidah umat Islam.

Abdullah bin Saba’ dikatakan sebagai pendiri madzhab Saba’iyyah yang mengemukakan teori bahwa Ali adalah wasi Muhammad SAWW. Abdullah ibn Saba’ juga dikenali dengan nama Ibn al-Sawda’ atau ibn ‘Amat al-Sawda’- anak wanita kulit hitam. Pada hakikatnya cerita Abdullah ibn Saba’ adalah satu dongengan (fiktif) semata.

Allamah Murtadha Askari telah membuktikan bahwa cerita Abdullah ibn Saba’ yang terdapat dalam beberapa kitab Ahlusunah bersumber dari Al-Tabari (w.310H/922M), Ibn Asakir (w571H/1175M), Ibn Abi Bakr (w741H/1340M) dan al-Dhahabi (w747H/1346M). Mereka semua itu sebenarnya telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba’ dari satu sumber yaitu; Sayf ibn Umar at-Tamimi dalam bukunya “al-Futuh al-kabir wa al-riddah dan al-Jamal wal-masir Aishah wa Ali”. [Murtadha Askari, Abdullah ibn Saba’ wa digar afsanehaye tarikhi, Tehran, 1360 H].

Sayf adalah seorang penulis yang tidak dipercaya oleh kebanyakan penulis-penulis kitab rijal seperti Yahya ibn Mu’in (w233/847H), Abu Dawud (w275H/888M), al-Nasai (w303H/915M), Ibn Abi Hatim (w327H/938M), Ibn al-Sukn (w353H/964M), Ibn Hibban (w354H/965M), al-Daraqutni (w385H/995M), al-Hakim (w405H/1014M), al-Firuzabadi (w817H/1414M), Ibn Hajar (w852H/1448M), al-Suyuti (w911H/1505M, dan al-Safi al-Din (w923H/1517M).

Abdullah ibn Saba’, kononnya seorang Yahudi yang memeluk Islam pada zaman Uthman, dikatakan seorang pengikut Ali yang setia. Dia mengembara dari satu tempat ke satu tempat lain untuk menghasut orang banyak supaya bangun dan memberontak menentang khalifah Uthman bin Affan. Sayf menyatakan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah sebagai pengasas ajaran Sabaiyyah dan pengasas madzhab ghuluww (sesat). Menurut Allamah Askari, pribadi Abdullah ibn Saba’ ini adalah hasil rekaan Sayf yang juga telah berhasil mencipta beberapa pribadi, tempat, dan kota lain hasil khayalannya. Dari cerita Sayf inilah beberapa orang penulis telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba’ tersebut. Beberapa orang yang erpengaruh dengan kisah bohong Sayf seperti: Said ibn Abdullah ibn Abi Khalaf al-Ashari al-Qummi (w301H/913M) dalam bukunya al-Maqalat al-Firaq, al-Hasan ibn Musa al-Nawbakhti (w310H/922M) dalam bukunya Firaq al-Shiah, dan Ali ibn Ismail al-As’ari (w324H/935M) dalam bukunya Maqalat al-Islamiyyin.

Allamah al-Askari mengupas hakekat cerita Abdullah ibn Saba’ dari riwayat syiah dari Rijal oleh al-Kashshi. Al-Kashshi telah meriwayatkan dari sumber Sa’d ibn Abdullah al-Ashari al-Qummi yang menyebut bahawa Abdullah ibn Saba’ mempercayai kesucian Ali sehingga menganggapnya sebagai seorang nabi. Hal itu karena mengikut dua riwayat ini, Ali AS memerintahkannya menyingkirkan fahaman tersebut, dan disebabkan keengganannya itu Abdullah ibn Saba telah dihukum bakar hidup-hidup. Walau bagaimanapun menurut Sa’d ibn Abdullah, Ali telah menghalau Ibn Saba’ ke Madain dan di sana dia menetap sehingga Ali AS menemui kesyahidannya. Pada ketika itu Abdullah ibn Saba’ mengatakan: Ali AS tidak wafat, sebaliknya, ia akan kembali semula ke dunia.

Al-Kashshi, selepas meriwayatkan lima riwayat yang berkaitan dengan Abdullah ibn Saba’ menyatakan bahwa tokoh ini didakwa oleh golongan Sunni sebagai orang yang pertama yang mengumumkan tentang Imamah (kepemimpinan) Ali AS. Allamah Askari menyatakan bahwa hukuman bakar hidup-hidup adalah satu perkara bid’ah yang bertentangan dengan hukum Islam, tiada beda antara madzhab Syi’ah ataupun Sunnah.

Kisah tersebut tidak akan pernah kita jumpai dalam kitab-kitab karya tokoh-tokoh sejarah yang masyhur seperti Ibn al-Khayyat, al-Yakubi, al-Tabari, al-Masudi, Ibn Al-Athir, ibn Kathir atau Ibn Khaldun. Peranan yang dimainkan oleh Abdullah ibn Saba’ sebelum peristiwa pembunuhan Uthman atau pada zaman pemerintahan Imam Ali AS tidak pernah disebut oleh para penulis yang terdahulu seperti Ibn Sa’d (w230H/844M0, al-Baladhuri (w279H/892M) atau al-Yaqubi. Hanya al-Baladhuri yang hanya sekali saja menyebut namanya dalam buku Ansab al-Ashraf ketika meriwayatkan peristiwa pada zaman Imam Ali AS. Al-Baladuri berkata: ” Hujr ibn Adi al-Kindi, Amr ibn al-Hamiq al-Khuzai, Hibah ibn Juwayn al-Bajli al-Arani, dan Abdullah ibn Wahab al-Hamdani – ibn Saba’ datang kepada Imam Ali AS dan bertanya kepada Ali AS tentang Abu Bakar dan Umar…”. Ibn Qutaybah (w276H/889M) dalam bukunya al-Imamah wal-Siyasah dan al-Thaqafi (w284H/897M) dalam al-Gharat telah menyatakan peristiwa tersebut. Ibn Qutaybah memberikan identitas orang ini sebagai Abdullah ibn Saba’. Sa’d ibn Abdullah al-Ashari dalam bukunya al-Maqalat wal-Firaq menyebutkan namanya sebagai Abdullah ibn Saba’ pengasas ajaran Saba’iyyah – sebagai Abdullah ibn Wahb al-Rasibi. Ibn Malukah (w474H/1082M) dalam bukunya Al-Ikmal dan al-Dhahabi (w748H/1347M) dalam bukunya al-Mushtabah ketika menerangkan perkataan ‘Sabaiyyah ‘, menyebut Abdullah ibn Wahb al-Saba’i, sebagai pemimpin Khawarij. Ibn Hajar (w852H/1448M) dalam Tansir al-Mutanabbih menerangkan bahawa Saba’iyyah sebagai ‘ satu kumpulan Khawarij yang diketuai oleh Abdullah ibn Wahb al-Saba’i’. Al-Maqrizi (w848H/1444M) dalam bukunya al-Khitat menamakan tokoh khayalan Abdullah ibn Saba’ ini sebagai ‘Abdullah ibn Wahb ibn Saba’, juga dikenali sebagai Ibn al-Sawda’ al-Saba’i.’

Allamah Askari mengemukakan rasa keheranannya disaat tidak seorang pun dari para penulis tokoh Abdullah ibn Saba’ ini menyertakan nasabnya, satu perkara yang agak ganjil bagi seorang Arab yang pada zamannya memainkan peranan yang penting. Penulis sejarah Arab tidak pernah gagal menyebutkan nasab bagi kabilah-kabilah Arab yang terkemuka pada zaman awal Islam. Tetapi dalam kisah Abdullah ibn Saba’, yang dikatakan berasal dari San’a Yaman, tidak dinyatakan kabilahnya. Allamah Askari yakin bahawa Ibn Saba’ dan golongan Sabai’yyah adalah satu cerita khayalan dari Sayf ibn Umar yang ternyata turut menulis cerita-cerita khayalan lain dalam bukunya. Walau bagaimanapun, nama Abdullah ibn Wahb ibn Rasib ibn Malik ibn Midan ibn Malik ibn Nasr al-Azd ibn Ghawth ibn Nubatah in Malik ibn Zayd ibn Kahlan ibn Saba’, seorang Rasibi, Azdi dan Saba’i adalah pemimpin Khawarij yang terbunuh dalam Peperangan Nahrawan ketika menentang Imam Ali AS.

Nampaknya kisah tokoh Khawarij ini telah diambil oleh penulis kisah khayalan itu (Sayf bin Umar at-Tamimi) untuk melukiskan pribadi khayalan yang menjadi orang pertama menyebarkan Imamah Ali AS. Nama pribadi ini tiba-tiba muncul untuk memimpin pemberontakan terhadap khalifah Uthman, menjadi dalang mencetuskan Perang Jamal, menyebarkan kesucian Ali AS, kemudian dibakar hidup-hidup oleh Ali AS atau dihalau oleh Ali AS dan tinggal dalam buangan, selepas wafat Imam Ali AS. Abdullah bin Saba’ dinyatakan sebagai penyebar ajaran kesucian Ali AS, dan Ali tidak mati melainkan akan hidup kembali. Ia digambarkan sebagai pribadi yang paling vokal dan lantang di hadapan musuh-musuh Ali AS.

Menurut Allamah Askari, perkataan Saba’iyyah adalah berasal-usul sebagai satu istilah umum untuk kabilah dari bahagian selatan Semenanjung Tanah Arab iaitu Bani Qahtan dari Yaman. Kemudian disebabkan banyak daripada pengikut-pengikut Imam Ali bin Abi Talib AS berasal dari Yaman seperti Ammar ibn Yasir, Malik al-Ashtar, Kumayl ibn Ziyad, Hujr ibn Adi, Adi ibn Hatim, Qays ibn Sa’d ibn Ubadah, Khuzaymah ibn Thabit, Sahl ibn Hunayf, Uthman ibn Hunayf, Amr ibn Hamiq, Sulayman ibn Surad, Abdullah Badil, maka istilah tersebut ditujukan kepada para penyokong Ali AS ini. Justru Ziyad ibn Abihi pada suatu ketika mendakwa Hujr dan teman-temannya sebagai ‘Saba’iyyah.’ Dengan bertukarnya maksud istilah, maka istilah itu juga turut ditujukan kepada Mukhtar dan penyokong-penyokongnya yang juga terdiri dari kelompok-kelompok yang berasal dari Yaman. Selepas runtuhnya Bani Umayyah, istilah Saba’iyyah telah disebut dalam ucapan Abu al-Abbas Al-Saffah, khalifah pertama Bani Abbasiyyah, ditujukan kepada golongan Syi’ah yang mempersoalkan hak Bani Abbas sebagai khalifah.

Walau bagaimanapun Ziyad maupun Al-Saffah tidak mengaitkan Saba’iyyah sebagai golongan yang sesat. Malahan Ziyad gagal mendakwa bahwa Hujr bin Adi dan teman-temannya sebagai golongan sesat. Istilah Saba’iyyah diberikan maksudnya yang baru oleh Sayf ibn Umar pada pertengahan kedua tahun Hijrah yang menggunakannya untuk ditujukan kepada golongan sesat yang kononnya diasaskan oleh tokoh khayalan Abdullah ibn Saba’.

Para ahli hadits dan para penulis kitab Al-Jarh wa At-Ta’dil, [1] para penulis sejarah serta penulis kitab-kitab tentang aliran-aliran telah sepakat tentang keberadaan tokoh keturunan Yahudi ini, dia ialah Abdullah bin Saba, yang juga berjuluk Ibnu Sauda.

Peran yang ia mainkan telah menanamkan bibit kerusakan di kalangan orang-orang munafiqin dan orang-orang sukuisme serta orang-orang yang di dalam hatinya berakar hawa nafsu dan keinginan-keinginan buruk lainnya. Andullah bin Saba memperlihatkan keislamannya pada masa kekhilafahan Utsman. Dia juga mempertontonkan pribadi yang shalih, kemudian berusaha menjalin kedekatan dengan Ali.

SIAPAKAH ABDULLAH BIN SABA?
Jati diri Abdullah bin Saba diperselisihkan. Ada sebagian ulama tarikh yang menisbatkannya ke suku Himyar. Sementara Al-Qummi memasukkannya ke dalam suku Hamadan. Adapun Abdul Qahir al-Baghdadi menyebutnya berasal dari kabilah Al-Hirah. Sedangkan Ibnu Katsir berpendapat, Ibnu Saba berasal dari Rumawi. Tetapi Ath-Thabari dan Ibnu Asakir menyebutnya berasal dari negeri Yaman.

Syaikh Abdullah Al-Jumaili menyatakan bahwa dirinya condong kepada pendapat yang terakhir. Dalihnya, pendapat ini mengakomodasi mayoritas pendapat tentang negeri asal Ibnu Saba. Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat pertama (ia berasal dari suku Al-Himyar), juga dengan pendapat kedua (ia berasal dari suku Hamadan). Pasalnya, dua kabilah ini berasal dari Yaman. Sementara pendapat Ibnu Katsir dan Al-Baghdadi tidak sejalan. [2]

Perbedaan pendapat ini muncul lantaran keberadaan dirinya yang sengaja ia rahasiakan, sampai orang-orang yang sezaman dengannya pun tidak mengenalnya, baik nama maupun negeri asalnya. Sengaja ia sembunyikan identitas dirinya, karena ia memiliki rencana rahasia, yaitu ingin berbuat makar terhadap Islam. Dia tidaklah memeluk Islam, kecuali untuk mengelabui, karena ia ingin menggerogoti Islam dari dalam.

Salah satu bukti yang menunjukkan ia sengaja menutup diri, yaitu jawaban yang diberikan kepada Abdullah bin Amir. Tatkala ia ditanya oleh Abdullah bin Amir tentang asal usulnya, Abdullah bin Saba menjawab : “(Aku) adalah seorang lelaki dari ahli kitab yang ingin memeluk Islam, dan ingin berada disampingmu”.

MAKAR IBNU SABA
Abdullah bin Saba mengunjungi banyak negeri Islam. Dia berkeliling sambil menghasut kaum muslimin, agar ketaatan mereka kepada para penguasa meredup. Ia memulai dengan masuk negeri Hijaz, Bashrah, Kufah. Setelah itu menuju Damaskus. Namun di kota terakhir ini, ia tidak berkutik. Penduduknya mengusirnya dengan segera. Lantas Mesir menjadi tujuan selanjutnya dan ia menetap disana.

Langkah berikutnya, ia melakukan korespondensi dengan orang-orang munafiqin, memprovokasi para pendengki yang membenci Khalifah kaum muslimin. Banyak yang terperdaya, hingga kemudian mendukungnya. Dia hembuskan pemahaman yang ngawur kepada para pendukungnya itu. Dia berhasil menancapkan semangat untuk memberontak dan tidak taat di kalangan sebagian kaum muslimin. Sehingga mereka bertekad membunuh Khalifah Utsman. Khalifah yang ketiga, menantu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para pengikut sang penghasut ini tidak menghormati kemulian kota Madinah. Mereka tidak menghormati kemulian bulan yang mulia. Juga tidak menghormati orang yang sedang membaca Al-Qur’an. Khalifah Utsman mereka bunuh saat sedang membaca Al-Qur’an.

Sepak terjang Abdullah bin Saba sangat nyata terekam sejarah. Namun ada saja yang mengingkari keberadaannya, dan menganggap Ibnu Sauda hanyalah tokoh dongeng atau fiktif. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai Ammar bin Yasir. Kalau pendapat itu keluar dari orang Syi’ah atau para orientalis, tentu hal yang lumrah. Akan tetapi, anehnya, di antara yang menetapkan demikian ini ternyata orang-orang yang mengaku beragama Islam.

CENDEKIAWAN MUSLIM YANG MENGINGKARI KEBERADAAN ABDULLAH BIN SABA
Ada beberapa pemikir muslim yang menganggap bahwa Abdullah bin Saba hanyalah tokoh fiktif belaka, sehingga mereka mengingkari keberadaan Ibnu Saba. Di antara pemikir-pemikir tersebut ialah Dr Thaha Husain. Dia sangat dikenal sebagai corong orientalis. Pengingkarannya tentang keberadaan Ibnu Saba ini, ia tuangkan ke dalam tulisannya yang berjudul : Ali wa Banuhu dan Al-Fitnah Al-Kubra. Dalam tulisannya ini, ia benar-benar telah memenuhi otaknya dengan pemikiran orientalis, sampai-sampai ia mengatakan : “Aku berfikir dengan kerangka budaya Perancis dan menulisnya dengan bahasa Arab”.

Tokoh ini telah dijadikan sebagai kendaraan yang dimanfaatkan oleh Yahudi di Mesir untuk mengibarkan bendera Yahudi Internasional. Bersama para propagandis sosialisme di Mesir, ia menerbitkan majalah Katib Mishri. Sejak awal dia juga telah mengumumkan dukungannya terhadap pemikiran Yahudi Talmudiyyah ; yakni salah satu gerakan Yahudi yang mendustakan keberadaan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Al-Qur’an dan Taurat. Sebuah gagasan yang bagi seorang orientalis kafir tidak berani mengatakannya.

Tentang Ibnu Saba (Ibnu Sauda), Dr Thaha Husain menyatakan, bahwa ihwal tentang Sabaiyyah dan perintisnya Ibnu Sauda, cerita tentang mereka hanyalah sekedar dipaksakan, dibuat skenarionya tatkala terjadi perdebatan atara Syi’ah dan golongan lainnya. Para seteru Syi’ah ingin memasukkan unsur Yahudi ke dalam prinsip keagamaan Syi’ah, sebagai usaha untuk lebih mantap dalam mematahkan dan mengganggu mereka …[3]

Selain Dr Thaha Husain, ada tokoh lain yang juga mengingkari adanya Abdullah bin Saba. Yaitu Dr Hamid Hafni Dawud, Dekan Jurusan Bahasa Arab Universitas Ain Syams. Dia seorang aktifis gerakan penyatuan Islam dengan Syi’ah. Sehingga tidak mengherankan jika ia berkata : “Sesungguhnya, cerita tentang Ibnu Saba (merupakan) salah satu dari kesalahan sejarah yang lolos dari penelitian para pakar sejarah dan menjadi sentral pemikiran mereka. Mereka itu sebenarnya tidak paham dan tidak mampu mencernanya. Ini adalah berita-berita buatan yang dipalsukan atas nama Syi’ah, sehingga mereka melekatkan kisah Abdullah bin Saba pada mereka (Syi’ah) dan menjadikannya sebagai cara untuk mendiskkreditkannya” [4]

Sederat nama berikut, memiliki pandangan yang sama. Mereka ialah : Muhammad bin Jawad Maghnia, Murtadha Al-Askari, Dr Ali Wardi, Dr Kamil Musthafa Asy-Syibi, Dr Abdullah Fayyad, Thalib Ar-Raifa’i. mereka adalah pemikir-pemikir yang mengingkari kebenaran adanya Ibnu Saba. Mereka menyatakan, Ibnu Saba adalah tokoh dongeng yang hakikatnya tidak ada dalam dunia nyata.

Secara khusus Dr Fayyadh mengatakan : “Terlihat dengan jelas bahwa Ibnu Saba tidak lebih hanya sekedar cerita tokoh fiktif belaka dalam dunia nyata. Sepak terjangnya kalau benar ia mempunyai andil terlalu dilebih-lebihkan lantaran berbagai motivasi agama dan politis. Dan bukti-bukti lemahnya cerita tentang Ibnu Saba sangat banyak” [5]

Sesungguhnya keberadaan Ibnu Saba ini tidak hanya ditulis dalam kitab-kitab ahli sunnah, bahkan juga direkam di dalam buku-buk Syi’ah.

Walaupun ada ulama Syi’ah sekarang ini mengingkarinya, lantaran telah mengetahui kebobrokan aqidah Ibnu Saba yang sudah banyak menyelinap di berbagai pecahan kelompok Syi’ah.

Diantara kitab-kitab karya ulama Syi’ah yang mengungkap keberadaan Abdullah bin Saba ialah kitab Risalah Al-Irja (karya Al-Hasan bin Muhammad bin Al-Hanafiyah), Al-Gharat (Abu Ishaq Ibrahim bin Muhamamd Sa’id Al-Asfahani), Al-Maqalatu wal Firaq (Sa’ad bin Abdillah Al-Qummi), Firaqu Asy-Syi’ah (Muhammad Al-Hasan bin Musa An-Nubakhti) Rijalu Al-Kisysyi (Abu Amr Muhammad bin Umar Al-Kisysyi), Rijalu Ath-Thusi (Abu Ja’far Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi), Syarah Ibni Abil Hadid li Nahji Al-Balaghah (Izzudin Abu Hamid Abdul Hamid bin Hibatullah yang lebih popular dengan sebutan Ibnu Abil Hadid Al-Mu’tazili Asy-Syi’i, Ar-Rijal (Al-Hasan bin Yusuf Al-Hilli), Raudhatul Jannat (Muhammad Baqir Khawansari), Tanqihul Maqal fi Ahwali ar-Rijal (Abdullah Al-Mamqani), Qamusu Ar-Rijal (Muhammad Taqiyyi At-Tustari), Raudhatush Shafa, sebuah buku sejarah tentang Syi’ah yang ditulis dengan bahasa Parsi. Ini sebagian buku-buku Syi’ah yang meyinggungnya.

Demikian pandangan tokoh-tokoh yang menyatakan Abdullah bin Saba sekedar tokoh fiktif. Seolah-olah mereka tidak melupakan kitab-kitab Ahli Sunnah yang dipercaya. Demikian juga, seolah-olah mereka buta terhadap referensi-referensi kitab Syi’ah yang menjadi rujukan, yang mengandung kisah tentang Ibnu Saba, aqidah dan klaim-klaimnya yang didustakan oleh Ali, Ahlul Bait serta berlepas diri dari mereka.

Foote Note
[1]. Kitab tentang studi kritis perawi hadits
[2]. Badzlul Majhud fi Itsbati Musyabahati Ar-Rafidhah Lil Yahud karya Abdullah Al-Jumaily Maktabah Al-ghuraba Al-Atsaiyyah Madinah Munawwarah cet. III Thn.1419H/1999M
[3]. Ali wa Banuhu, karya Dr Thaha Husain, dinukil dari kitab Ibnu Saba Haqiatun La Khayal, karya Dr Sa’di Al-Hasyimi
[4]. At-Tasyayu Zhahiratun Thabi’iyyah fi Ithari Ad-Da’wah Al-Islamiyyah, hal. 18 dinukil dari kitab Ibnu Saba Haqiatun La Khayal, karya Dr Sa’di Al-Hasyimi
[5]. Tarikhul Imamiyyah wa Aslafahim Minsy Syi’ah, hal.92-100

7 11 2007
voxy

Kisah Abdullah ibn Saba ini mempunyai banyak versi yang berbeda antara satu sama lain. Kalau dikaji dari sumber-sumber sejarah pun, sejarawan Islam dahulu hanya mengemukakan bukti-bukti yang diambil dari ahli-ahli sejarah sebelum mereka. Justeru kita dapat melihat bahwa dia bersumberkan hanya dari sejarawan tertentu sahaja manakala penulisan sejarawan tersebut dapat dipertikaikan atas fakta-fakta yang dikemukakannya.

Seperti cerita James Bond, maka cerita Abdullah bin Saba ini dapat di olah kembali berdasarkan kehendak sewaktu-waktu, lebih-lebih lagi pihak yang merasakan ancaman Syiah itu lebih bahaya lagi daripada Yahudi dan Amerika.

Abdullah bin Saba’ ini disamping mempunyai kehebatan dari paras rupanya ada juga kehebatannya yang lain. Seperti kebanyakan Yahudi yang lain juga dia adalah pilihan umat dan diberikan kelebihan dari segi akal fikirannya. Seperti Albert Eintein yang terkenal dengan kecerdikan teori E=MC2, Abdullah bin Saba’ ini juga seorang yang pintar dan cerdik disamping mempunyai vision yang jauh. Susah cari orang Arab yang dapat mengalahkan kecerdikannya itu.

Abdullah bin Saba’ dikatakan Yahudi cerdik yang bertujuan memecah-belahkan Islam dan menumbuhkan Syiah. Gerakan ini dikatakan dimulakan oleh dia di zaman Khalifah Othman. Kenapa di mana mana diceritakan bahawa Abdullah bin Saba’ ini yang mengasas Syiah? Adakah dakwaan ini benar dan sah? Di mana pula kedudukan Khalifah Ali sebagai pejuang utama agar kekhalifahan kekal kepada Ahlul Bait?

Jika benarlah wujudnya Abdullah ibnu Saba ini maka kita bisa mengangkatnya sebagai seorang tokoh yang begitu hebat sehingga berjaya mengucar-kacirkan persatuan Islam malah sehingga dapat memperdayakan sahabat-sahabat nabi sendiri. Nampak juga seolah-olah Islam itu lemah dan bodoh sehingga tidak mampu menghadapi konspirasi cerdik daripada orang Yahudi.

Sayangnya golongan yang dikatakan hasil ciptaan daripada Abdullah Ibnu Saba itu sendiri tidak ada kesinambungan daripada peristiwa-peristiwa yang direka-reka oleh ahli sejarah tersebut.

Persoalannya siapakah pengikut atau anak murid tokoh guru Ibnu Saba ini yang telah berjaya mewujudkan satu mazhab baru dalam Islam? Jika syiah adalah hasil daripada pengikut Ibnu Saba ini maka amat heran kerana tidak ada langsung dalil-dalil atau hujjah-hujjah mereka dalam agama disandarkan atau bersumberkan Ibnu Saba. Mereka hanya dikaitkan kepada ahlul-bait as sahaja.

Namun begitu sedikit rentetan peristiwa perlu dinyatakan secara kronologi untuk memahami sejarah perpecahan umat Islam ini.

—————————
1- Rasulullah saaw menunaikan Haji terakhir yg dikenali sebagai Haji Wida’ (perpisahan) – dalam keadaan panas terik Rasulullah saaw berkhutbah dihapadan ratusan ribu umat Islam dan mewasiatkan umat agar berpegang dengan al-Quran dan Ahlul Bait. Hadis ini dikenali sebgai Hadis Tsaqalain. (Sahih Muslim, Juz 4, hlm.123, terbitan Dar al-Maarif Beirut Lebanon dll – sila rujuk thread ASWJ vs Syiah ataupun Syiah Imamiyyah: kenali melalui ringkasan)

2- Rasulullah saaw juga mengumumkan kepimpinan Imam Ali a.s yg disebut dalam hadis yg dikenali sebagai Hadis Ghadir Khum. “Barangsiapa yg aku adalah maulanya (pemimpinnya), Ali adalah maulanya!”

(Ahmad b.Hanbal, al-Musnad , IV, hlm. 370; Burhan al-Din al-Halabi, Sirah al-Halabiah , Cairo 1340 H, III, hlm. 302; al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa’, hlm. 65;Ibn Majah di dalam Sunannya, I, hlm. 55 -56; Ibn ‘Abd Rabbih di dalam al-‘Aqd al-Farid, III, hlm. 38; Al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa, hlm. 65 dan berkata al-Tirmidzi telah meriwayatkannya daripada Abu Sarihah atau Zaid bin Arqam daripada Nabi saaw beliau bersabda: Siapa yang menjadikan aku maulanya, maka Ali adalah maulanya…Dia juga meriwayatkan perkara yang sama di dalam Kunuz al-Haqa’iq di Hamish al-Jami’ al-Saghir, II, hlm. 117. “Siapa yang telah menjadikan aku maulanya, maka ‘Ali adalah maulanya”Di dalam Is’af al-Raghibin, Hamisy Nur al-Absar, hlm. 51; Al-Baghawi di dalam Masabih al-Sunnah, II, hlm. 220; Abu Nu’aim Al-Isfahani di dalam Hilyah al-Auliya, IV, hlm. 23; Nathr al-Li’ali, hlm. 166; Ibn al-Jauzi di dalam Tadhkirah al-Huffaz, I, hlm. 10; Syaraf al-Muabbah, III; Al-Khatib di dalam Tarikh Baghdad, VII, hlm. 377; Al-Wahidi di dalam Asbab al-Nuzul. Asbab al-Nuzul, hlm. 150; Muhammad bin Talhah al-Syafi’i di dalam Matalib al-Su’ul, hlm. 100; Fakhruddin, Mafatih al-GhaibXII, hlm. 50; Imam Al-Tha’labi di dalam Tafsirnya,Tafsir al-Tha’labi, III, hlm. 120.; Al-Suyuti al-Durr al-Manthur; Ibn Sibagh al-Maliki Fusul al-Muhimmah, hlm. 23; Ibn Kathir al-Bidayah wa al-Nihayah, V, hlm. 208 dll)

3-Sahabat mengucapkan tahniah atas perlantikan Imam Ali a.s
Al-Tabari di dalam bukunya al-Wilayah telah meriwawatkan hadis dengan sanadnya daripada Zaid bin Arqam dan diakhirnya dia berkata: “Orang yang pertama berjabat tangan (salam) dengan Nabi saaw dan ‘Ali ialah Abu Bakar, Umar, Uthman, Talhah, Zubair, Muhajirin, Ansar, dan lain-lain sehingga beliau mengerjakan solat Zuhr dan ‘Asr berjama’ah di dalam satu masa dan berpanjangan sehingga beliau saaw mengerjakan solat al-‘Isya’in (solat Maghrib dan Isyak) di dalam satu masa. Para sahabat meneruskan bai’ah dan bertepuk tangan tiga kali.” ( Kitab al-Wilayah, hlm. 18 dan seterusnya. )

Al-Darruqutni menyatakan bahawa Ibn Hajr telah meriwayatkan daripadanya di dalam fasal kelima, bab pertama al-Sawa’iq al-Muhriqah; Kuand Amir, Habib al-Siyar, III, hlm. 144. Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya,al-Musnad, IV, hlm. 281; al-Tabari di dalam Tafsirnya, Jami’ li Ahkam al-Qur’an, III, hlm. 428; Ibn Mardawaih di dalam Tafsirnya,Tafsir al-Mardawaih, hlm. 58; al-Tha’labi, Tafsir al-Tha’labi, III, hlm. 428; al-Baihaqi di dalam al-Sunan I, hlm. 55-58; al-Khatib al-Baghdadi Tarikh al-Baghdad, VIII, hlm. 378; Ibnu al-Maqhazali, Manaqibnya, hlm.48-50. ; al-Ghazali di dalam Sirr al-‘Alamain,hlm. 9; al-Syarastani di dalam al-Milal wa al-Nihal,hlm. 9-14; Abu l-Faraj Ibn al-Jauzi al-Hanbali dalam Manaqibnya hlm. 49.-60; Fakhruddin al-Razi di dalam Mafatih al-Ghaib,III, hlm. 636; Muhibuddin al-Tabari di dalam Riyadh al-Nadhirah, II, hlm. 169; al-Hamawaini, al-Fara’id al-Simtin bab ketiga belas; al-Muqrizi di dalam al-Khutat, al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-‘Ummal, IV, hlm. 397; al-Samhudi di dalam Wafa’ al-Wafa bi Akhbar Dar al-Mustafa II, hlm. 173.

4-Rasulullah saaw jatuh sakit dan ingin menuliskan wasiatnya, tetapi dihalang oleh Umar dan pengikutnya.
5-Rasulullah saaw wafat, para sahabat meninggalkan jenazah Nabi saaw utk menuntut jawatan khalifah. Ahlul bait a.s menyempurnakan jenazah suci Rasulullah saaw. (lihat buku2 sejarah)
6- Baiah kepada Abu Bakar dilakukan dalam keadaan tergesa2, tanpa mengira pendapat majoritas umat Islam dan Ahlul Bait a.s. Umar mengakuinya dan mengatakan: “Jangan kalian membiarkan seseorang menipu dirinya sendiri dengan mengatakan bahawa pembaiatan kepada Abu Bakar adalah sesuatu kekeliruan kerana tergesa-gesa (faltah), namun telah selesai. Sebenarnya memang demikian!”
(Ibnu hisyam, Ibnu Ishaq dan Bukhari juga telah memetik khutbah ini dalam kitabnya pada bab ‘Hukum rejam pada wanita hamil karena berzina’, jil.x, hlm.44. )

7- Ahlul Bait a.s menyembunyikan diri di rumah Sayyidatina Fathimah a.s dan tidak meredhai perlantikan tergesa2 Abu Bakar sebagai khalifah. (dalam satu riwayat Umar berkata: “Kita mendapat khabar bahawa Ali dan Zubair serta beberapa orang bersamanya memisahkan diri dari kita dan berkumpul di rumah Fathimah” (Musnad Ahmad, Jil. hlm.55; tabari, Jil.2, hlm.466; Ibnu Atsir, jil.2, hlm.124; Ibnu katsir, jil.5, hlm.246)

8- Abu Bakar mengarahkan rumah Ahlul bait a.s diserbu:
Pada akhir hayatkanya Abu Bakar berkata: “Tidak ada satu pun yang saya sesalkan dari dunia ini kecuali tiga hal yang telah saya lakukan. Saya sangat berharap tidak melakukannya….(sehingga yang ketiganya)… saya sangat berharap tidak menyerbu rumah Fathimah, meskipun mereka menguncinya untuk melakukan perperangan.”
(Tarikh Tabari, jil.2, hlm.619; Muruj az-Zahab, jil.1, hlm.414; Iqdul Farid, jil.3, hlm.69; Kanzul Ummal, jil.3, hlm.135; al-Imamah wa as Siyasah, jil.1, hlm.18; Tarikh adz-Dzahabi, jil.1, hlm.388.)

9-Serangan ke atas rumah Ahlul Bait a.s diketuai Umar al-khattab.
(Lihatlah dalil2 Syiah mengenai bagaimana Umar dan konco2nya menyerang rumah Sayyidatina Fathimah a.s.)

10- Perampasan Fadak milik Sayyidatina Fathimah a.s oleh Abu Bakar
Certainly, Abu Bakr merenggut Fadak dari Fatimah (as)
Sunni references:
• Sharah, Jil 16 p 219
• Wafa al Wafa (as Samhudi), Jil 3 p1000
• Sawaiq al Muhriqah, p 32

11- Kesyahidan Sayyidatina Fathimah a.s. selepas rumahnya diserang, dan Fadak dirampas, sayyidatina Fathimah a.s menjauhkan diri dari Abu bakar dan rejimnya. Bukhari mencatatkan (Sahih BukhariJil 5, Book 59, Number 546)
: “…So she became angry with Abu Bakr and kept away from him, and did not task to him till she died. She remained alive for six months after the death of the Prophet. When she died, her husband ‘Ali, buried her at night without informing Abu Bakr and he said the funeral prayer by himself…” lain2 ulama yg meriwatkan kisah pengkebumian rahasia ini termasuklah Mustadrak, al Hakim, Jil,3 hlm.162-63; Ibnu Hisyam, Ansab al Ashraf, Jil 1 hlm.402, 405; al Istiab, Jil 4 p 1898; Usudul Ghabah, Jil 5 p 524-25; al Isabah, Jil 4 p 379-80; Tabaqat, Ibn Sa’ad, Jil 8 p 19-20; Sharah, Ibn al HAdid, Jil 16 p 279-81
12- Umat Islam berpecah kepada dua kumpulan utama:
– A)- yang mengikuti Abu Bakar dan Umar – mendokong doktrin keduanya dan menjadi Sunni.
– B)- yang tetap bersama Ahlul Bait a.s – dikenali sebagai Syiah

Terima kasih atas copy paste comment-nya, tapi saya masih yakin dengan agama saya, saya percaya kepada para Sahabat Rasulullah, Saya cinta kpd Ahlul Bait, dan saya percaya orang Syiah berdusta atas nama Ahlul Bait Rasulullah, saya memilih sholat 5 kali dalam sehari.

7 11 2007
voxy

Terserah, memang bebas ….

9 11 2007
voxy

Sekarang ini banyak muncul buku (penerbit Mizan, Hidayah, Lentera, al Huda dll) yang dapat diperoleh untuk mendapatkan gambaran yang obyektif dan adil tentang mazhab syiah ini dari berbagai tuduhan miring yang dilemparkan kepadanya.

Mazhab Syiah percaya bahwa ilmu suci Imam Ali a.s adalah langsung dari Nabi s.a.w, dan ilmu para 11 imam maksum ahlul bait as yang lain diperoleh dari Imam Ali a.s turun temurun . Tentang kemaksuman ahlul bait lihat misalnya QS 33:33.

Apakah Khutbah Sayyidah Fatimah Az Zahro AS yang maksum , putri Nabi s.a.w tercinta dibawah ini adalah dari orang Syiah dusta atas nama Ahlul bait.(Orang Syiah itu yang gimana sih menurut anda?).

“Allah menciptakan iman demi menyucikan kalian dari kemusyrikan, mewajibkan shalat demi membersihkan kalian dari sifat congkak, mewajibkan zakat demi menyucikan jiwa dan menambah rezeki, mewajibkan puasa demi memperkokoh ikhlas (dalam jiwa kalian), mewajibkan haji demi memperkokoh agama, menganjurkan (bertindak) adil demi mematri kalbu, mewajibkan taat kepada kami demi teraturnya masyarakat, memproklamirkan keimamahan kami demi menjaga umat dari berpecah-belah, mewajibkan jihad demi memuliakan Islam, menganjurkan kesabaran demi membantu mendapatkan pahala, mewajibkan amar ma’ruf demi menjaga kemaslahatan umum, memerintahkan berbuat baik kepada orang tua demi menghindari kemurkaan-Nya, menganjurkan silaturahmi demi memperbanyak jumlah saudara, mewajibkan qishash demi menjaga pertumpahan darah, mewajibkan melaksanakan nazar demi memperoleh pengampunan, mewajibkan menyempurnakan timbangan demi mengikis habis sifat curang dalam jual beli, melarang meminum khamar demi membersihkan (umat) dari kekotoran (jiwa), melarang menuduh (orang lain) demi menghindarkan dari laknat, melarang mencuri demi mewujudkan harga diri, mengharamkan kemusyrikan demi terwujudnya ikhlas (dan pengakuan) terhadap ketuhanan-Nya. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dengan sesungguhnya, janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim dan taatilah Dia sesuai dengan perintah dan larangan-Nya, karena hanya orang-orang alim yang akan takut kepada-Nya”.

Apakah menurut anda, ini karangan Abdullah “James Bond” bin Saba’ ?. Karena setahu saya inti ajaran / ideology mazhab syiah adalah kecintaan terhadap ahlulbait Nabi s.a.w,yang merupakan manifestasi rasa syukur atas turunnya risalah kenabian (Q.S: 42:33). Bahkan kecintaan kepada ahlulbait a.s akan dipertanyakan Allah s.w.t di alam kubur nanti…, baik saya maupun mas (kalau anda percaya, apakah Wahabi percaya?). Tentu bukan kecintaan (retorika), karena yang muncul nanti hanya jawaban dari jiwa yang jujur dan ikhlas. Bukankah juga, kecintaan konsekwensi logisnya berarti mengikuti ajaran-ajarannya yang bersumber dari Nabi s.a.w?.

Point utamanya disini adalah ingin mendudukkan posisi syiah (pengikut ahlulbait as) yang sebenarnya, dalam menjaga risalah dan sunnah Nabi saw- sudah tahukah anda peristiwa Ghadir Khum?.
Sejatinya sepeninggal Nabi saw, manusialah yang memerlukan bimbingan para maksum Imam ahulbait as, bukan sebaliknya ……tak ada manusia siapapun yang ilmunya mendahului/ mengungguli ilmunya yang suci para imam ahlulbait as.

Kembali ke ………….. terserah, memang manusia bebas memilih ……selamat memilih menurut keyakinan anda (tapi jangan mengkafirkan sesama muslim – kalau bisa – yang Wahabi mudah fatwakan).

4 12 2007
aria

[hapus]

Maaf jika ingin komentar berupa tulisan panjang, cukup disertakan link-nya saja atau point-point nya saja. Jika terlalu panjang akan dihapus (hemat bandwith). Menjawab tulisan anda, sesungguhnya kebeneran diukur dari mencocoki AlQuran dan AsSunnah bukan dari keputusan pemerintah.

4 12 2007
aria

[hapus]

komentar anda saya balas lewat email (itu jika email anda benar).

10 12 2007
alhadiboy

Wallahu A’lamu Bishawab..

ada atau tidaknya Abdullah bin Saba’ atau orang yang sauda’ itu saya kira tidak berpengaruh sama sekali bagi Syi’ah sendiri.. tidak ada dalam kamus orang2 Syi’ah bahwa Ibn Sauda’ itu pencetus adanya Syi’ah.. blablablabla.. dah sering dijelasin masalah ginian.. 🙂

Saya setuju dengan Bapak, keberadaan Abdullah bin Saba’ bukan yang menjadi faktor utama. Yang paling utama adalah perbedaan ajaran Islam dengan ajaran Syiah.

12 12 2007
Virus Syiah Merambah Blog (Bagian 2) « CEK&RICEK

[…] sebelumnya saya telah menampilkan sebuah artikel tentang mereka (Syiah) maka pembahasan ini menjadi hal yg penting, mengingat isi blog mereka cukup membuat gerah […]

27 04 2008
abdurrahman_waskita

syiah = agama hawa nafsu….

keluar dari 71 golongan yang masuk neraka””

Syiah = aliran sesat dan menyesatkan…

Syiah sampai berani mengatakan : “Seharusnya Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Ali radhiallahu ‘anhu….”

Menghalalkan nikah mut’ah…??
Enak dong..? bisa main pake sekian waktu…

Kesimpulan: “Syiah bukan agama Islam..”

28 08 2008
halwa

Jangan cuma membaca bukunya sama search di google mas…..cobain aja langsung sama orang yang melaksanakannya.

anda ga akan kena sihir dan tidak akan di brainwash kok. dan jangan Lupa baca surah AnNaas dan AlFalaq.

he he salam damai ya mas.

Alhamdulillah sdh banyak org yg saya kenal, pada dasarnya ujung2nya sama; melecehkan Abu Bakar, Umar, dan Usman, serta para sahabat Rasulullah yg lainnya radliallahu ‘anhum

14 10 2008
mawarno

sebaiknya berfikirlah objektif dan rasional. tak perlu buru-buru emosi.

untuk mempelajari akidah syiah, tentu harus menelaah rujukan utama dari akidah syiah : alkaafy.

berapakah dari kalian yang berdebat soal syiah tetapi sama sekali belum membaca alkaafy? mungkin hampir semuanya. why?

sekian banyak dialog sunnah-syiah terpaksa gagal hanya karena pihak syiah tidak bersedia membuka rujukan utama alkaafy.

darimana masyarakat akan menerima informasi tepat jika rujukan utama syiah justru ditutup rapat-rapat?

selama ini syiah terlalu sibuk meluangkan waktu “membredel” albukhary. dan sama sekali menutup diri dengan menyembunyikan alkaafy.

barometernya ada di pasaran buku. japakah alkaafy sudah diperjualbelikan bebas seperti halnya shahih albukhary?

sebuah bencana bagi intelektualitas jika seseorang sudah membredel sebuah kitab dan memuji-muji kitab lain yang sama sekali belum dia baca.

sikap gentleman pihak syiah dinantikan. ayo, presentasikan kitab rujukan anda. berlakulah kesatria, tak perlu jadi pengecut dengan terus menyembunyikan alkaafy.

15 10 2008
dewi

ngobrol santai syiah di dewicanda.blogspot.com

kalo mo serius di infosyiah.blogspot.com
atau logika.wordpress.com

31 12 2008
Wasis

halo, gmn kok ga diterusin diskusinya? pengikut syiah, apakah benar yg diketikkan oleh abdurahman waskita di atas? bhw seharusnya jibril mewahyukan kepada ali?

Btw, tetap diingat, bhw perpecahan inilah yg menjadi Islam tdk damai. Kalo berselisih, kembalikan kepada Quran dan sunah…

8 01 2009
BEDA ISLAM dengan SYI’AH « BELAJAR AL-ISLAM

[…] Antara Syiah dengan Islam […]

6 02 2009
'Ali

La’nat Alloh bagi kalian semua yang membenci dan memerangi Muhammad s.a.w.w., ‘Ali bin Abi Thalib dan Ketiga Sahabat terbaiknya (Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, dan Salman Al Farisi).

19 02 2009
Reza

Orang-orang bodoh… Kenapa belum paham-paham juga…

26 02 2009
hadi

Mengapa komentar saya dihapus? Anda khuatir kesalahan dan fitnah anda terbongkar?

26 02 2009
hadi

Saya tulis kembali

Anda menulis

1. Agama Yahudi mengatakan, tidak sah kerajaan kecuali pada keturunan Daud Alaihissalaam. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak sah kepemimpinan kecuali pada keturunan Ali Radhiyallahu ‘Anhu.

-Bacalah hadis Tsaqalain saat Rasul saaw di Ghadir Khumm. Bukankah Ali as diangkat sbg pemimpin? Baca juga kitab hadis anda ttg 12 Amir / khalifah umat. Bisa anda sebutkan nama2 mereka dari sumber2 anda? Itupun jika anda bisa

2. Agama Yahudi mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai bangkitnya Dajjal dan turun pedang dari langit. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai muncul Al Mahdi dan terdengar suara memanggil dari langit.

– Anda berbohong. Jihad adalah bagian dari rukun Islam mazhab Syiah. Apa rukun Islam versi anda?

3. Agama Yahudi menunda sembayang sampai munculnya bintang. Dan agama Syi’ah menunda Maghrib sampai munculnya bintang.

-‘Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam’.QS. Hud (11) : 114

‘Dirikanlah solat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam’ QS Isra (17) :78

Dan agama sunni solat maghrib waktu senja? Bisa buktikan kebenarannya?

4. Orang-orang Yahudi merubah Taurat dan Syi’ah merubah Al Qur’an.

– Anda disarankan agar ke Iran secara rahsia dan beli naskah al Quran di sana lalu buktikan sendiri tuduhan @ fitnah anda ini

5. Orang Yahudi memusuhi Jibril Alaihissalaam dan mengatakan dia adalah musuh kami dari kalangan Malaikat. Begitu pula kaum Syi’ah mengatakan Jibril Alaihissalaam keliru menyampaikan wahyu kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

– Tolong bawakan hadisnya serta komentar ulama jarh wa ta’dil Syiah ttg ini. Kami beri anda seumur hidup utk melakukannya. Bila anda bisa, saya pasti akan menyebelahi anda dlm menentang Syiah

Ini peringatan buat anda:

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.
QS. an-Nur (24) : 11

Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:” Ini adalah suatu berita bohong yang nyata. ”
QS. an-Nur (24) : 12

Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.
QS. an-Nur (24) : 13

Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.
QS. an-Nur (24) : 14

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.
QS. an-Nur (24) : 15

Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. ”
QS. an-Nur (24) : 16

12 03 2009
Farid

Silakan Pak Hadi berdiskusi dengan MrShiaa di http://www.hakekat.com

13 03 2009
antirafidhah

Jika bicara syi’ah rafidhah jadi ingat hadits berikut ini :

Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami.

“Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. ” [Jami’ Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min Aina Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495.

Dari Anas Radhiyalahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. ” [Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata, “Shahih. ” Periksa: Fathul-Bari 13: 328). Ibnu Hajar berkata, “Adapun mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur. ” (Fathul-Bari 13: 91)]

Ibnu Katsir berkata, “Maka Dajjal akan mulai muncul dari Ashbahan, dari suatu kampung yang bernama Al- Yahudiyyah. ” [An-Nihayah fil Fitan wal Ma-lahim 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]

hehehe kita tahu kan letak keluarnya Dajjal berdasarkan hadits tsb.. yg sekarang ini adalah pusatnya kaum rafidhah…

di akhir jaman, Yahudi menganggap Dajjal adalah Nabi yg ditunggu2, Nashrani menganggap bahwa dia adalah Al-Masih dan rafidhah menganggap dia adalah Imam Mahdi (Al-Qaim) yang ditunggu2 keluarnya..

yang menyamakan dari ketiganya adalah bahwa yang ditegakkan oleh Dajjal adalah hukum Daud (Yahudi) dan mengenai ini terdapat di dalam kitab2 syi’ah yg mu’tabar.. ini bukan hal yg kebetulan.. bener2 klop bung! maka saat itu terjadi, rafidhah akan bersatu dg yahudi (emang rafidhah ini awalnya dari yahudi kan ) trs apa yg mrk lakukan membantai kaum muslimin (sunni, krn kaum muslimin mayoritas adl sunni) merobohkan mesjid2, tetapi dia tidak bisa masuk 2 kota suci krn dijaga Malaikat.. dan dia akan diperangi oleh Imam Mahdi yg sebenarnya yg sebelumnya akan dibai’at oleh orang2 keturunan Bani Tamim dan kabilah inilah yg menurut Rasulullah yg paling hebat perlawanannya terhadap Dajjal (anda tahukan di mana mayoritas Bani Tamim berada?). dan akhirnya Nabi Isa Alaihissalam turun dan membunuh Dajjal.

imam Mahdi syi’ah akan menegakkan hukum keluarga Daud (yahudi) sesuai dg apa yg dikabarkan oleh kitab syi’ah sendiri dlm Ushul al-Kaafi (jilid I, hal 398)

باب في الائمة عليهم السلام انهم إذا ظهر أمرهم حكموا بحكم داود وآل داود و…
لا يسألون البينة، [عليهم السلام والرحمة والرضوان]

1 – علي بن إبراهيم، عن أبيه، عن ابن أبي عمير، عن منصور، عن فضل الاعور، عن أبي عبيدة الحذاء قال: كنا زمان أبي جعفر عليه السلام حين قبض نتردد كالغنم لا راعي لها، فلقينا سالم بن أبي حفصة، فقال لي: يا أبا عبيدة من إمامك؟ فقلت أئمتي آل محمد فقال: هلكت وأهلكت أما سمعت أنا وأنت أبا جعفر عليه السلام يقول: من مات وليس عليه إمام مات ميتة جاهلية؟ فقلت: بلى لعمري، ولقد كان قبل ذلك بثلاث أو نحوها دخلت على أبي عبدالله عليه السلام فرزق الله المعرفة، فقلت لابي عبدالله عليه السلام: إن سالما قال لي كذا وكذا، قال: فقال: يا أبا عبيدة إنه لا يموت منا ميت حتى يخلف من بعده من يعمل بمثل عمله ويسير بسيرته ويدعو إلى ما دعا إليه، يا ابا عبيدة إنه لم يمنع ما اعطي داود أن اعطي سليمان، ثم قال: يا أبا عبيدة إذا قام قائم آل محمد عليه السلام حكم بحكم داود وسليمان لا يسأل بينة.
2 – محمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد، عن محمد بن سنان، عن أبان قال سمعت
[398]
أبا عبدالله عليه السلام يقول: لا تذهب الدنيا حتى يخرج رجل مني يحكم بحكومة آل داود ولا يسأل بينة، يعطي كل نفس حقها.
3 – محمد، عن أحمد بن محمد، عن ابن محبوب، عن هشام بن سالم، عن عمار الساباطي قال: قلت لابي عبدالله عليه السلام: بما تحكمون إذا حكمتم؟ قال: بحكم الله وحكم داود فإذا ورد علينا الشئ الذي ليس عندنا، تلقانا به روح القدس.
4 – محمد بن أحمد(1)، عن محمد بن خالد، عن النضر بن سويد، عن يحيى الحلبي، عن عمران بن أعين، عن جعيد الهمداني، عن علي بن الحسين عليهما السلام، قال: سألته بأي حكم تحكمون؟ قال: حكم آل داود، فإن أعيانا شئ تلقانا به روح القدس.
5 – أحمد بن مهران رحمه الله، عن محمد بن علي، عن ابن محبوب، عن هشام بن سالم، عن عمار الساباطي قال: قلت لابي عبدالله عليه السلام: ما منزلة الائمة؟ قال: كمنزلة ذي القرنين وكمنزلة يوشع وكمنزلة آصف صاحب سليمان، قال: فبما تحكمون؟ قال: بحكم الله وحكم آل داود وحكم محمد صلى الله عليه وآله ويتلقانا به روح القدس.
_____________________________
(1) في بعض النسخ [محمد، عن احمد]

Saya akan tunjukkan beberapa fakta yg ada berkaitan dg hal ini :

Ternyata komunitas terbesar yahudi di timur tengah ada di Iran! Simak di bawah ini :

Yahudi-Iran: Berita Imigrasi ke Israel itu Dusta

Pada 25 Desember 2007, kantor berita Reuters, yang mengutip seorang pejabat imigrasi Israel dan seorang pengurus Jewish Agency yang keduanya anonim, melaporkan 40 orang Yahudi-Iran secara rahasia berimigrasi ke Israel. Sebuah jumlah imigran Yahudi asal Iran yang dipandang terbesar pada tahun-tahun belakangan.

Demi alasan keamanan, tidak ada penjelasan lebih detail mengenai bagaimana mereka meninggalkan Iran dan di mana melakukan transit.

Setiap imigran dilaporkan mendapatkan donasi sebesar 10 ribu dolar AS, yang dikumpulkan oleh sebuah asosiasi Kristen Evangelis dan Yahudi, yang memang kerap mendukung imigrasi banyak Yahudi ke Israel.

Namun, pada 26 Desember 2007, berita tersebut segera dibantah wakil-wakil komunitas Yahudi di Iran. Mereka menyatakan bahwa Yahudi-Iran tidak pernah memutuskan untuk beremigrasi, karena standar hidup layak yang mereka nikmati sebagai kaum minoritas di Iran dan akar-akar budaya mereka sebagai orang Iran.

Dalam sebuah komunike yang dibacakan oleh para pemimpin Yahudi di Iran, Maurice Mo’atamad dan Ciamak Morsathegh, mereka menyatakan bahwa berita mengenai kedatangan sejumlah Yahudi-Iran ke Israel sebagai sebuah dusta belaka.

Sementara itu, Presiden Tehran’s Jewish Community, Mareh-Sadegh, mengatakan, “Propaganda masif yang dilancarkan oleh musuh-musuh bangsa Iran tidak akan pernah memengaruhi Yahudi-Iran karena akar sejarah, budaya, dan kebangsaan kami adalah Iran.”
“Seperti yang pernah kami nyatakan sebelumnya, upaya-upaya kekanak-kanakan untuk membujuk kami dan penyebaran dusta oleh elemen-elemen Zionis-Imperialis anti-Iran tidak akan pernah mengubah hubungan yang kuat antara Yahudi-Iran dengan bangsa Iran dan pemerintahan Republik Islam,” tambahnya.

Seraya menekankan loyalitas mereka kepada Republik Islam, para pemimpin Yahudi tersebut, dalam komunike mereka, menulis, “Kami adalah Yahudi-Iran, yang selalu menjadi orang Iran, dan akan selalu menjadi orang Iran. Kami siap mengorbankan apa pun demi tanah air kami. Terlepas dari propaganda pihak asing, kami akan tetap hidup di tanah kelahiran kami.”

Sejak Revolusi Iran 1979, Yahudi-Iran tetap mempertahankan kesetiaan mereka kepada pemerintahan Islam dan mendukung kebijakan-kebijakan anti-Zionisnya. Komunitas Yahudi di Iran kini mencapai jumlah 30 ribu jiwa, suatu komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah. Mereka terkonsentrasi di kota-kota besar, seperti Tehran, Isfahan, dan Shiraz.

Pemerintah Republik Islam Iran sejak awal menegaskan kepada dunia internasional bahwa kebijakan anti-Zionisnya harus dibedakan dengan perlakuan terhadap komunitas Yahudi di Iran. Kaum minoritas di Iran, seperti Yahudi dan Kristen, menikmati toleransi dan kebebasan beragama di Iran. Bahkan, mereka mempunyai perwakilan khusus di parlemen Iran.[irm/reuters, ynet]

13 03 2009
antirafidhah

Dajjal akan diikuti oleh 70,000 daripada penduduk Yahudi kota Isfahan, mereka memakai al-tayalisah ((jubah) al-Tayalisah (Persian shawls – jubah orang-orang Parsi (Syiah hari ini) yang tidak berjahit)..(Hadis Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari Anas )

Lihatlah pakaian imam Syi’ah mirip dengan pakaian Pimpinan Imam Yahudi, cek di sini :

http://www.wangcyber.com/forum/sembang-umum/11457-dajjal-akan-muncul-dari-kalangan-syiah-di-iran.html

Tanpa kita sadari kota Isfahan yang merupakan kota Yahudi di Iran ini merupakan pusat aktivitas nuclear bagi negara Iran hari ini dan juga merupakan pusat penyelidikan senjata berbahaya Iran itu yang menurut keyakinan Israel sendiri, Iran bakal berjaya menyiapkannya aktivitas nuklirnya tanpa masalah yang besar. Ini membuktikan tentara Dajjal sedang dipersiapkan oleh orang-orang Persia yang merupakan bakal pengikut Dajjal bagi menyambut kemunculan Dajjal nanti.

Apakah komunitas di atas adalah cikal bakal para pengikut Dajjal? Kita tunggu saja.. saya hanya menghimbau kepada kaum muslimin untuk waspada thd Syi’ah Rafidhah ini.

Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan ke alhadiboy Batalkan balasan